KARAWANG– Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Dinas Perikanan Karawang pada Triwulan 3 masih rendah dan terancam tak mencapai target.
Dari target PAD sebesar Rp 775 juta, Dinas Perikanan Karawang saat ini baru mampu menyerap sekitar 26 persen.
Kepala Dinas Perikanan Karawang, Ade Sudiana mengaku akan meminta jajarannya segera tancap gas mengatasi hal itu.
Sebagai permulaan, pihaknya akan mengidentifikasi dahulu penyebab rendahnya penarikan PAD, termasuk memanggil 12 pentolan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan 2 Balai Benih Ikan (BBI).
Pasalnya, TPI dan BBI merupakan sumber utama PAD Dinas Perikanan. Jika realisasinya memble, maka pasti ada faktor penyebabnya.
Kita akan undang 12 TPI dan 2 BBI hari Senin besok. Kita mau klarifikasi kenapa sampai Oktober capaiannya masih rendah, apakah karena PAD terlalu besar atau bagaimana kita cari tau dulu,” kata Ade, Kamis (20/10/2022).
Sejauh ini, kata dia, retribusi TPI yang masuk baru ada 6 yakni TPI Ciparage, Muara, Muarabaru, Sungaibuntu, Tambaksari dan Pasir Putih.
Ade yang baru dilantik sebagai Kepala Dinas Perikanan pada Senin (17/10) lalu ini menilai, permasalahan minimnya realisasi PAD harus digali secara bertahap, mulai dari penerapan di lapangan hingga arah kebijakannya.
“Rencananya kita mau ke lapangan biar tau. Secara bertahap kita jajaki dulu seperti apa yang sudah di dalam, kalau misalkan ada yang kurang kita tingkatkan,” kata dia.
Soal capaian target pun ia enggan sesumbar. “Relisasi PAD pokoknya kita upayakan semaksimal mungkin di tahun ini,” pungkas Ade.(kna)